Selasa, 23 Desember 2008

JAWABAN SOAL TAS SEMESTER 4 JARINGAN NIRKABEL

1. Mode konfigurasi access point :
a. Root Mode














b. Bridge Mode









c. Repeater Mode












2. Pengertian Orthogonal Chanel Set dan macam-macamnya :
Orthogonal Chanel Set adalah sebuah set channel yang mempunyai jarak frekuensi yang cukup agar beberapa sambungan radio dapat ber operasi tanpa saling mengganggu

a. Tiga Orthogonal Channel Set yaitu
2.412 GHz channel 1
2.437 GHz channel 6
2.462 GHz channel 11







Ketiganya berbasis pada peralatan Amerika Serikat, mempunyai jarak antar Orthogonal Channel yang baik sehingga tidak saling menggangu

b. Empat Orthogonal Channel Set, yaitu:
2.412 GHz channel 1
2.432 GHz channel 5
2.552 GHz channel 9
2.572 GHz channel 13






Empat Orthogonal Channel Set sangat baik untuk daerah yang padat pengguna WLANnya, akan tetapi tidak cukup jarak antar orthogonal channel, bahkan agak sedikit overlap di ujung masing-masing

Sabtu, 06 September 2008

TUGAS RSI

Kelompok 13

Anggota :

1. lovita andrianingsih (07.0511.0055)

ryphiiet.blogspot.com

2. yossi dian permana (07.0511.0121)

yossidp.blogspot.com

3. yulianto (07.0511.0123)

yuly23.wordpress.com


rsi13

Kamis, 17 Juli 2008

Sistem Kerja DNS

Nama : Lovita Andrianingsih
NPM : 07.0511.0055
Kelas : A - D3 TKJ

SYSTEM KERJA DNS ( DOMAIN NAME SERVER )

[caption id="attachment_21" align="alignnone" width="300" caption="Proses kerja DNS"]Proses kerja DNS[/caption]


FLOWCHART PROSES KERJA DOMAIN NAME SERVER

Rabu, 16 Juli 2008

DNS

TUGAS Jaringan Komputer

NAMA : LOVITA ANDRIANINGSIH
NPM : 07.0511.0055
KELAS : A - D3 TKJ 2007


DOMAIN NAME SYSTEM

Oleh :vasko edo minter


Pendahuluan

Suatu host pada jaringan Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) harus memiliki alamat IP agar dapat diakses. Alamat IP yang digunakan sekarang (IP versi 4) dibentuk dalam format angka long integer 32-bit yang dikelompokkan menjadi empat kelompok (untuk setiap kelompoknya masing-masing terdiri dari 8 bit). Bila dalam suatu jaringan TCP/IP memiliki banyak sekali host, maka tidak mudah bagi manusia untuk mengingat alamat-alamat IP yang ada (tentu saja bagi komputer hal ini bukan menjadi masalah). Karena itulah alamat-alamat IP tersebut perlu dipetakan menjadi nama yang dapat diingat manusia secara mudah dengan menggunakan DNS. Misalnya seperti IP Address 167.205.48.253 yang dipetakan menjadi www.ee.itb.ac.id sehingga lebih mudah diingat.

Dalam teknologi internet sekarang ini, DNS pun merupakan jantung yang sangat berperan penting. Setiap kali kita meggunakan internet dalam kegiatan kita sehari-hari, maka setiap kali itu pula secara tidak langsung kita menggunakan DNS (Domain Name System). Pengunaan DNS didalam internet tersebut meliputi aplikasi email (electronic-mail), browsing, ssh/telnet, ftp, maupun aplikasi yang lain yang ada kaitannya dengan internet. Oleh karena itu Pengetahuan dan pengertian tentang DNS merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh operator maupun pengguna internet.

Domain Name System

Beberapa pengertian mengenai Domain name system adalah sebagai berikut :

¶ merupakan sistem database yang terdistribusi yang digunakan untuk pencarian nama komputer di jaringan yang menggunakan TCP/IP. DNS mempunyai kelebihan ukuran database yang tidak terbatas dan juga mempunyai performa yang baik.

¶ merupakan aplikasi pelayanan di internet untuk menterjemahkan domain name ke alamat IP dan juga sebaliknya.

¶ komputer yang terhubung dan memiliki tanggung jawab memberikan informasi zona nama domain anda, merubah nama domain menjadi alamat IP dan juga memiliki tanggung jawab terhadap distribusi email di mail server yang menyangkut dengan nama domain.

¶ Aplikasi yang membantu memetakan host name sebuah komputer ke IP address pada aplikasi yang terhubung ke Internet seperti web browser atau e-mail.

DNS dapat dianalogikan sebagai pemakaian buku telefon dimana orang yang ingin kita hubungi, berdasarkan nama untuk menghubunginya dan menekan nomor telefon berdasarkan nomor dari buku telefon tersebut. Hal ini terjadi karena komputer bekerja berdasarkan angka, dan manusia lebih cenderung bekerja berdasarkan nama.

Misalkan domain name yahoo.com mempunyai alamat IP 202.68.0.134, tentu mengingat nama komputer lebih mudah dibandingkan dengan mengingat alamat IP.

Didalam DNS, sebuah name server akan memuat informasi mengenai host-host di suatu daerah/zona. Name server ini dapat mengakses server-server lainnya untuk mengambil data2 host di daerah lainnya. Name server akan menyediakan informasi bagi client yang membutuhkan, yang disebut resolvers.

Fungsi utama dari sebuah sistem DNS adalah:

1. menerjemahkan nama-nama host (hostnames) menjadi nomor IP (IP address) ataupun sebaliknya, sehingga nama tersebut mudah diingat oleh pengguna internet.

2. memberikan suatu informasi tentang suatu host ke seluruh jaringan internet.

DNS memiliki keunggulan seperti:

1. Mudah, DNS sangat mudah karena user tidak lagi direpotkan untuk mengingat IP address sebuah komputer cukup host name (nama Komputer).

2. Konsisten, IP address sebuah komputer bisa berubah tapi host name tidak berubah.

3. Simple, user hanya menggunakan satu nama domain untuk mencari baik di Internet maupun di Intranet.

Sejarah DNS

Pada tahun 1970an jaringan ARPAnet hanya terdiri dari beberapa ratus host saja. Pada waktu itu, sebuah file HOSTS.TXT yang berisi tentang semua informasi host-hosts tersebut masih bisa melayani setiap permintaan query dan menerjemahkan nama ke alamat IP (name-to-address-mapping).

Pada sistem operasi berbasis UNIX, file /etc/hosts merupakan hasil dari pengolahan file HOSTS.TXT tersebut. File HOSTS.TXT pada waktu itu dikelola oleh Stanford Research Insitute Network Information Center (SRI-NIC) di Menlo Park, California. File tersebut tersebut didistribusikan ke semua host dan penggunanya hanya dengan menggunakan satu buah host (mesin/komputer) saja. Petugas administrasi dari ARPAnetbiasanya mengirimkan email kepada SRI-NIC tentang perubahan (termasuk penambahan maupun pengurangan) tentang informasi suatu host, dan dalam periode tertentu, mereka melakukan transfer file HOSTS.TXT yang paling baru (biasanya diperbaharui sekali dalam seminggu) dengan menggunakan protokol ftp. Seiring dengan berkembangnya jaringan ARPAnetdan penggunaan protokol TCP/IP, ukuran dari file HOSTS.TXT menjadi besar dengan bertambahnya jumlah host yang bergabung dengan jaringan ARPAnet.

Kemudian timbul beberapa masalah dengan penggunaan file HOSTS.TXT ini, misalnya :

* Trafik dan Beban (Traffic and load)

Beban mesin dan trafik (bandwith) di SRI-NIC dalam mendistribusikan file menjadi lebih berat dan besar

* Penamaan yang saling bentrok (name collisions)

Pada file HOSTS.TXT tidak diperkenankan adanya dua buah nama host yang sama. Namun pada prakteknya, tidak ada cara untuk mencegah seseorang untuk menambahkan nama yang sama sehingga kemungkinan bisa menjadi bentrok dan pada akhirnya merusak skema yang telah ada

* Keaslian (consistency)

Mengelola keaslian dan keutuhan sebuah file antar beberapa jaringan yang sedang berkembang pesat merupakan sesuatu hal yang sulit dilakukan

Berangkat dari masalah-masalah tersebut diatas, ARPAnet membentuk suatu sistem alternatif pengganti dari sistem lama yang menggunakan file HOSTS.TXT. Tujuannya adalah untuk memecahkan masalah dalam pengelolaan tabel host yang sangat beraneka ragam dan masih menggunakan metode sentralisasi. Pada sistem yang baru, seorang sistem administrator memungkinkan untuk mengelola data secara loka, namun akan selalu update secara global di internet. Sistem yang menggunakan metode desentralisasi ini diharapkan akan mengurangi beban dan trafik, serta pengelolaan data dan proses update dari sebuah informasi akan menjadi lebih mudah.

Paul Mockapertis dari University of Southern California Information Science Institute di Marina del Rey, California, dipilih sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap rancangan, desain, arsitektur dan implementasi dari sistem pengelolaan data host yang baru. Pada tahun 1984 beliau merilis RFC (Request For Comment) 882 dan RFC 883 yang menjelaskan tentang Domain Name System (DNS). Kemudian disusul dengan RFC 1034 dan RFC 1035 yang juga menambahkan tentang masalah kemanan DNS, penerapan (implementasi), pengelolaan (adminstrative),mekanisme pembaharuan data secara dinamis, serta kemanan data dalam sebuah domain dan lain-lainnya.

Konsep dan hirarki DNS

DNS adalah suatu bentuk database yang terdistribusi, dimana pengelolaan secara lokal terhadap suatu data akan segera diteruskan ke seluruh jaringan (internet) dengan menggunakan skema client-server. Suatu program yang dinamakan name server, mengandung semua segmen informasi dari database dan juga merupakan resolver bagi client-client yang berhubungan ataupun menggunakannya.

Struktur dari database DNS bisa diibaratkan dengan dengan struktur file dari sebuah sistem operasi UNIX. Seluruh database digambarkan sebagai sebuah struktur terbalik dari sebuah pohon (tree) dimana pada puncaknya disebut dengan root node. Pada setiap node dalam tree tersebut mempunyai keterangan (label) misalnya, .org, .com, .edu, .net, .id dan lain-lainnya, yang relatif rerhadap puncaknya (parent).Ini bisa diibaratkan dengan relative pathname pada sistem file UNIX,seperti direktori bin, usr, var, etc dan lain sebagainya. Pada puncak root node dalam sebuah sistem DNS dinotasikan dengan “.” atau “/” pada sistem file UNIX.

Pada setiap node juga merupakan root dari subtree, atau pada sistem file UNIX merupakan root direktori dari sebuah direktori. Hal ini pada sistem DNS disebut dengan nama domain. Pada tiap domain juga memungkinkan nama subtree dan bisa berbeda pula, hal ini disebut subdomain atau subdirektori pada sistem file UNIX. Pada bagian subdomainjuga memungkinkan adanya subtree lagi yang bisa dikelola oleh organisasi yang berbeda dengan domain utamanya.


Struktur Database DNS

Struktur DNS

Domain Name Space merupakan hirarki pengelompokan domain berdasarkan nama.

Domain ditentukan berdasarkan kemampuan yang ada di struktur hirarki yang disebut

level yang terdiri dari :

Root-Level Domains : merupakan level paling atas di hirarki yang di ekspresikan berdasarkan periode dan dilambangkan oleh “.”.

Top-Level Domains : berisi second-level domains dan hosts yaitu :

o com : organisasi komersial, seperti IBM (ibm.com).

o edu : institusi pendidikan, seperti U.C. Berkeley (berkeley.edu).

o org : organisasi non profit, Electronic Frontier Foundation (eff.org).

o net : organisasi networking, NSFNET (nsf.net).

o gov : organisasi pemerintah non militer, NASA (nasa.gov).

o mil : organisasi pemerintah militer, ARMY (army.mil).

o xx : kode negara (id:Indonesia,au:Australia)

Second-Level Domains : berisi host dan domain lain yang disebut subdomain. Contoh dapat dilihat pada gambar 1. Domain Wijaya, wijaya.com mempunyai komputer server1.wijaya.com dan subdomain ws.wijaya.com. Subdomain ws.wijaya.com juga mempunyai host client1.ws.wijaya.com.

Host Name : domain name yang digunakan dengan host name akan menciptakan fully qualified domain name (FQDN) untuk setiap kompueter. Contohnya, jika terdapat fileserver1.wijaya.com, fileserver1 adalah host name dan wijaya.com adalah domain name.

Gambar domain name space

Program yang menyimpan informasi tentang domain name space disebut server nama (name server). Server nama biasanya mempunyai informasi yang lengkap mengenai bagian-bagian dari domain name space yang disebut zona (zone), yang biasanya diambil dari file atau dari Server nama lainnya.

Dalam DNS,

Memetakan alamat ke nama tidak mudah. Data, termasuk alamat, dalam domain name space diberi indeks. Dengan memberikan nama domain, menemukan alamat relative mudah. Tetapi untuk menemukan nama domain dari alamat memerlukan pencarian yang jeli kepada data pada diagram pohon tiap nama domain. Solusi terbaik adalah menciptakan bagian dari domain name space yang menggunakan alamat-alamat sebagai label.
DNS Tools

Sistem DNS terlihat rumit. Namun ada beberapa software atau tools yang dapat digunakan untuk membantu mengelola atau melakukan query terhadap sebuah domain. Di sisi server, program yang banyak digunakan untuk menjalankan servis DNS adalah program BIND/ Berkeley Internet Name Domain (yang tersedia untuk berbagai sistem operasi, meskipun yang umum digunakan adalah BIND untuk sistem UNIX). Versi terbaru dari BIND adalah BIND 8.2.1.

Di sisi client banyak tools yang dapat digunakan untuk melakukan query terhadap domain seperti nslookup, host, dig, Sam Spade, dan sebagainya. Selain tools ini banyak juga situs yang menyediakan fasilitas query melalui web.
Cara kerja DNS

DNS bekerja secara hirarki dan berbentuk seperti pohon (tree). Bagian atas adalah Top Level Domain(TLD) seperti COM, ORG, EDU, MIL dsb. Seperti pohon DNS mempunyai cabang-cabang yang dicari dari pangkal sampai ke ujung. Pada waktu kita mencari alamat misalnya linux.or.id pertama-tama DNS bertanya pada TLD server tentang DNS Server yang melayani domain .id misalnya dijawab ns1.id, setelah itu dia bertanya pada ns1.id tentang DNS Server yang bertanggung jawab atas .or.id misalnya ns.or.id kemudian dia bertanya pada ns.or.id tentang linux.or.id dan dijawab 64.29.24.175

Ketika anda melakukan query (bisa berupa ping, ssh, dig, host, nslookup, email, dan lain sebagainya) ke sebuah host misalnya durmagati.ee.kurowo.edu maka name server akan memeriksa terlebih dahulu apakah ada record host tersebut di cache name server lokal. Jika tidak ada, name serverlokal akan melakukan query kepada root server dan mereferensikan name server untuk TLD .edu , name server lokal kembali melakukan query kepada name server .edu dengan jenis query yang sama dan mereferensikan kurowo.edu . Name server lokal kembali melakukan query ke name server kurowo.edu dan mereferensikan query selanjutnya ke name server lokal yaitu ee.kurowo.edu . Kemudian name server lokal melakukan query kepada name server lokal yaitu ee.kurowo.edu dan akhirnya mendapatkan jawaban address yang diminta.

Secara sederhana, cara kerja DNS dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

1. Resolvers (Client DNS ) mengirimkan queries ke name server

2. Name server mencek ke local database, atau menghubungi name server lainnya, jika ditemukan akan diberitahukan ke resolvers jika tidak akan mengirimkan failure message

3. Resolvers menghubungi host yang dituju dengan menggunakan IP address yang diberikan name server

ATTACKING DNS

Server-server DNS dapat diserang dengan menggunakan beberapa teknik, yaitu :

• Serangan buffer overflow untuk mendapakan akses perintah ke server DNS atau merubah file-file dari zona.

• Serangan penyingkapan/penyadapan informasi seperti transfer antar zona.

• Serangan Cache poisoning sehingga cache dari DNS dikontaminasi oleh penyerang. Hal ini dilakukan dengan menggunakan prediksi ID transaksi atau query-query recursive.

Dalam teknik cache poisoning yang akan dijabarkan dibawah ini, diasumsikan server DNS target adalah server BIND seperti mayoritas server DNS di internet.

Contoh dari cache poisoning adalah DNS Man in the Middle Attacks – DNS Hijacking yaitu Jika seorang penyerang dapat meletakkan dirinya diantara klien dan server DNS, maka dia dapat mengambil balasan query resolusi nama ke klien dan mengirimkan informasi alamat pemetaan yang palsu ke alamat yang salah. Tipe serangan ini bergantung dari kondisi siapa yang lebih cepat. Jika penyerang ingin serangannya berhasil, maka pernyerang harus membalas ke klien sebelum server yang sesungguhnya. Penyerang dapat memperlambat server DNS primer dari klien dengan menggunakan serangan denial of service.

Serangan DNS Man in the Middle

Implementasi dari serangan server DNS dapat dengan cara pribadi yaitu serangan ke DNS lokal yang hanya mempengaruhi alamat IP sendiri saja atau juga dapat serangan ke server DNS yang mempengaruhi semua klien yang menggunakan server tersebut.

Pada umumnya cache poisoning dapat dengan mudah dihadapi. Semua program DNS mempunyai pilihan untuk mematikan atau menonaktifkan proses caching. Jika proses caching tidak diaktifkan, menipu balasan kepada sebuah server adalah sia-sia. Program yang paling terbaru telah mempunyai patch untuk melawan poisoning. Saat ini, paket-paket yang diterima dengan cacatan authoritative / berkuasa diverifikasi dahulu sebelum memasukannya ke dalam cache.

Kesimpulan

DNS adalah hasil pengembangan dari metode pencarian host name terhadap IP address di Internet.Pada DNS client (resolver) mengirimkan queries ke Name Server (DNS). Name Server akan menerima permintaan dan memetakan nama komputer ke IP address Domain Name Space adalah pengelompokan secara hirarki yang terbagi atas root-level domains, top-level domains, second-level domains, dan host names.


DAFTAR PUSTAKA

Paul Albitz & Cricket Liu, DNS and BIND in a nutshell, O’Reilly & Associates, Inc., 1992

http://ilmukomputer.com/umum/diding-dns.php

http://nic.itb.ac.id/guidance/adm_ldns-11.php

http://www.agungpurbayana.mutiaracyber.com/index.php

http://www.oreilly.com/catalog/dns3/chapter/ch02.html

http://www.net-security.org/dl/articles/Attacking_the_DNS_Protocol.pdf

http://www.sainstitute.org/articles/tools/Dns1.pl

http://www.sainstitute.org/articles/tools/Hds0.pl

http://www.sainstitute.org/articles/tools/Dnsflood.pl

http://www.sainstitute.org/articles/tools/DNS Hijacker

Kamis, 10 Juli 2008

KeLomPok RSI

1. lovita andrianingsih (07.0511.0055)
ryphiiet.blogspot.com
2. tri atmojo adhi jatmiko (07.0511.0138)
triatmojojojo.blogspot.com
3. yulianto (07.0511.0123)
yuly23.wordpress.com
4. yossi dian permana (07.0511.0121)
yossidp.blogspot.com

Selasa, 29 April 2008

TUGAS JARKOM OSPF

II. Open Shortest Path First (OSPF)

Teknologi link-state dikembangkan dalam ARPAnet untuk menghasilkan protokol yang terdistribusi yang jauh lebih baik daripada protokol distance-vector. Alih-alih saling bertukar jarak (distance) ke tujuan, setiap router dalam jaringan memiliki peta jaringan yang dapat diperbarui dengan cepat setelah setiap perubahan topologi. Peta ini digunakan untuk menghitung route yang lebih akurat daripada menggunakan protokol distance-vector. Perkembangan teknologi ini akhirnya menghasilkan protokol Open Shortest Path First (OSPF) yang dikembangkan oleh IETF untuk digunakan di Internet. Bahkan sekarang Internet Architecture Board (IAB) telah merekomendasikan OSPF sebagai pengganti RIP.
Prinsip link-state routing sangat sederhana. Sebagai pengganti menghitung route "terbaik" dengan cara terdistribusi, semua router mempunyai peta jaringan dan menghitung semua route yang terbaik dari peta ini. Peta jaringan tersebut disimpan dalam sebuah basis data dan setiap record dalam basis data tersebut menyatakan sebuah link dalam jaringan. Record-record tersebut dikirimkan oleh router yang terhubung langsung dengan masing-masing link.
Karena setiap router perlu memiliki peta jaringan yang menggambarkan kondisi terakhir topologi jaringan yang lengkap, setiap perubahan dalam jaringan harus diikuti oleh perubahan dalam basis data link-state yang terletak di setiap router. Perubahan status link yang dideteksi router akan mengubah basis data link-state router tersebut, kemudian router mengirimkan perubahan tersebut ke router-router lain.
Protokol yang digunakan untuk mengirimkan perubahan ini harus cepat dan dapat diandalkan. Ini dapat dicapai oleh protokol flooding. Dalam protokol flooding, pesan yang dikirim adalah perubahan dari basis data serta nomor urut pesan tersebut. Dengan hanya mengirimkan perubahan basis data, waktu yang diperlukan untuk pengiriman dan pemrosesan pesan tersebut lebih sedikit dibandingdengan mengirim seluruh isi basis data tersebut. Nomor urut pesan diperlukan untuk mengetahui apakah pesan yang diterima lebih baru daripada yang terdapat dalam basis data. Nomor urut ini berguna pada kasus link yang putus menjadi tersambung kembali.
Pada saat terdapat link putus dan jaringan menjadi terpisah, basis data kedua bagian jaringan tersebut menjadi berbeda. Ketika link yang putus tersebut hidup kembali, basis data di semua router harus disamakan. Basis data ini tidak akan kembali sama dengan mengirimkan satu pesan link-state saja. Proses penyamaan basis data pada router yang bertetangga disebut sebagai menghidupkan adjacency. Dua buah router bertetangga disebut sebagai adjacent bila basis data link-state keduanya telah sama. Dalam proses ini kedua router tersebut tidak saling bertukar basis data karena akan membutuhkan waktu yang lama.
Proses menghidupkan adjacency terdiri dari dua fasa.Fasa pertama, kedua router saling bertukar deskripsi basis data yang merupakan ringkasan dari basis data yang dimiliki setiap router. Setiap router kemudian membandingkan deskripsi basis data yang diterima dengan basis data yang dimilikinya. Pada fasa kedua, setiap router meminta tetangganya untuk mengirimkan record-record basis data yang berbeda, yaitu bila router tidak memiliki record tersebut, atau nomor urut record yang dimiliki lebih kecil daripada yang dikirimkan oleh deskripsi basis data. Setelah proses ini, router memperbarui beberapa record dan ini kemudian dikirimkan ke router-router lain melalui protokol flooding.
Protokol link-state lebih baik daripada protokol distance-vector disebabkan oleh beberapa hal: waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat, dan lebih penting lagi protokol ini tidak menghasilkan routing loop. Protokol ini mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus. Throughput, delay, biaya, dan keandalan adalah metrik-metrik yang umum digunakan dalam jaringan. Di samping itu protokol ini juga dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan. Misalkan router A memiliki dua buah jalur dengan metrik yang sama ke host B. Protokol dapat memasukkan kedua jalur tersebut ke dalam forwarding table sehingga router mampu membagi beban di antara kedua jalur tersebut.
Rancangan OSPF menggunakan protokol link-state dengan beberapa penambahan fungsi. Fungsi-fungsi yang ditambahkan antara lain mendukung jaringan multi-akses, seperti X.25 dan Ethernet, dan membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.
Telah dijelaskan di atas bahwa setiap router dalam protokol link-state perlu membentuk adjacency dengan router tetangganya. Pada jaringan multi-akses, tetangga setiap router dapat lebih dari satu. Dalam situasi seperti ini, setiap router dalam jaringan perlu membentuk adjacency dengan semua router yang lain, dan ini tidak efisien. OSPF mengefisienkan adjacency ini dengan memperkenalkan konsep designated router dan designated router cadangan. Semua router hanya perlu adjacent dengan designated router tersebut, sehingga hanya designated router yang adjacent dengan semua router yang lain. Designated router cadangan akan mengambil alih fungsi designated router yang gagal berfungsi.
Langkah pertama dalam jaringan multi-akses adalah memilih designated router dan cadangannya. Pemilihan ini dimasukkan ke dalam protokol Hello, protokol dalam OSPF untuk mengetahui tetangga-tetangga router dalam setiap link. Setelah pemilihan, baru kemudian router-router membentuk adjacency dengan designated router dan cadangannya. Setiap terjadi perubahan jaringan, router mengirimkan pesan menggunakan protokol flooding ke designated router, dan designated router yang mengirimkan pesan tersebut ke router-router lain dalam link.
Designated router cadangan juga mendengarkan pesan-pesan yang dikirim ke designated router. Jika designated router gagal, cadangannya kemudian menjadi designated router yang baru serta dipilih designated router cadangan yang baru. Karena designated router yang baru telah adjacent dengan router-router lain, tidak perlu dilakukan lagi proses penyamaan basis data yang membutuhkan waktu yang lama tersebut.
Dalam jaringan yang besar tentu dibutuhkan basis data yang besar pula untuk menyimpan topologi jaringan. Ini mengarah kepada kebutuhan memori router yang lebih besar serta waktu perhitungan route yang lebih lama. Untuk mengantisipasi hal ini, OSPF menggunakan konsep area dan backbone. Jaringan dibagi menjadi beberapa area yang terhubung ke backbone. Setiap area dianggap sebagai jaringan tersendiri dan router-router di dalamnya hanya perlu memiliki peta topologi jaringan dalam area tersebut. Router-router yang terletak di perbatasan antar area hanya mengirimkan ringkasan dari link-link yang terdapat dalam area dan tidak mengirimkan topologi area satu ke area lain. Dengan demikian, perhitungan route menjadi lebih sederhana.



Berikut adalah skema jaringan untuk Router OSPF




Sedangkan untuk Konfigurasi Router OsPF adalah Sebagai berikut :

A. Konfigurasi OSPF

ospf yes | no | on | off [{

defaults {

preference preference;

cost cost;
}
backbone | ( area area ) {
authtype 0 | 1 | none | simple ;
stub [ cost cost] ;
networks {
network [ restrict ] ;
network mask mask [ restrict ] ;
network masklen number [ restrict ] ;
host host [ restrict ] ;
};
stubhosts {
host cost cost ;
} ;
interface interface_list; [cost cost ] {
interface_parameters
};

};

}];

Interface parameter yang terdapat pada kelas interface list yaitu :

1. enable | disable;

2. retransmitinterval time;

3. transit delay;

4. priority priority;

5. hellointerval time;

6. routerdeadinterval time;

7. authkey auth_key;

· default

Parameter ini dikhususkan untuk digunakan mengkirimkan OSPF ASE ke table routing dan mengirimkan rute dari table routing ke OSPF ASE (Autonomous System External).

preference preference

merupakan suatu nilai antara 0 sampai 255 yang digunakan untuk memilih beberapa jalur untuk ke tujuan alamat yang sama.Preference dengan nilai yang kecil merupakan rute yang paling kecil (active route).Rute ini yang digunakan untuk memforward paket table ke protokol yang berlainan.

cost cost

Parameter ini digunakan untuk mengimport rute non-OSPF dari table routing ke OSPF di dalam sebuah ASE.

» backbone

area area

Setiap router OSPF harus disetting paling sedikit satu area.Jika mempunyai area lebih dari satu maka backbone lebih dari satu.

authtype 0 | 1 | none | simple

OSPF menspesifikasikan skema pembuktian per area.Setiap interface dalam satu area harus mempunyai authentifikasi yang sama meskipun kemungkinan menggunakan authentifikasi yang berbeda.

stub [ cost cost]

Area stub merupakan area yang tidak ada rute ASE.Jika nilai cost tidak dispesifikasikan , maka digunakan untuk sebagai rute default di dalam area tersebut.

networks

Networks mendiskripsikan lingkup dari intra-area.LSA-LSA intra-area tidak diumumkan ke area yang lain , hal ini dikarenakan adanya spesifikasi network area.Option ini sangat berguna untuk membangun suatu jaringan yang bertujuan untuk mengurangi jumlah table information yang dikirimkan antara area-area dalam suatu network.

stubhosts

Konfigurasi ini menspesifikasikan suatu host yang langsung terhubung dengan router.

interface interface_list [cost cost ]

Options ini digunakan untuk mensetting interface broadcast atau interface point-to-point.Setiap interface mempunyai suatu cost.Parameter-parameter didalam interface antara lain :

retransmitinterval time

Nilai waktu (second) antara balasan dari pengumuman link-state untuk router tetangganya.

transitdelay time

Nilai perkiraan yang diperlukan untuk mengirimkan paket terbaru dari link-state pada suatu interface tertentu.Options harus memiliki nilai lebih dari nol.

priority priority

Nilai antara 0 dan 255 yang digunakan untuk menspesifikasikan nilai priority untuk sebagai designated router.Jika terdapat dua interface , maka yang menjadi designated router mempunyai nilai priority yang lebih tinggi..

hellointerval time

Panjang waktu (second) yang digunakan untuk mengirimkan paket Hello ke router yang terdekat.

routerdeadinterval time

Batas waktu (second) untuk mendapat paket Hello dari router yang terdekat sebelum router tetangga tersebut dinyataka down.

authkey auth_key

Digunakan oleh authentifikasi OSPF untuk mengecheck authentication di dalam header paket OSPF.

Interface point-to-point juga mendukung parameter tambahan : nomulticast

Secara default , paket OSPF ke router tetangganya di dalam interaface point-to-point dikirim melalui mekanisme IP multicast.Meskipun , beberapa aplikasi IP multicast untuk Unix mempunyai beberapa kekurangan.Oleh karena itu , Gated (software routing) mengirimkan paket OSPF menggunakan mekanisme unicast ke router tetangganya.Mekanisme secara unicast sangat dianjurkan , hal ini dikarenakan kemungkinan router tetangga tidak mendukung multicast.

Untuk mengetahui topologi jaringan untuk rute paket data digunakan suatu perintah :
#nestat –nr

Kelompok :
1. Lovita Andrianingsih (07.0511.0055)
2. Rian Anggoro (07.0511.0088)
3. Tri Atmojo Adi Jatmiko (07.0511.0138)
4. Yulia Maharani Putri (07.0511.0124)
5. Yulianto (07.0511.0123)

keLomPok JaRkoM

1. LOVITA ANDRIANINGSIH 07.0511.0055
ryphiiet.blogspot.com
2. RYAN ANGGORO 07.0511.0088
rian-gantenggoro.blogspot.com
3. TRI ATMOJO ADHI JATMIKO 07.0511.0138
triatmojojojo.blogspot.com
4. YULIA MAHARANI 07.0511.0124
liatata-tata.blogspot.com
5. YULIANTO 07.0511.0123
yuly23.wordpress.com